“Cinta itu tidak pernah memandang apapun, cinta bisa datang kepada siapapun dan disituasi apapun.”
Pada suatu ketika, laki-laki pemalu tersebut menghampiri perempuan yang ia sukai, tetapi ketika ia hendak menghampiri sang pujaan hati secara bersamaan meninggalkan tempat di mana ia duduk, dan laki-laki tersebut hanya bisa diam dan memutar otak agar dapat membuka sebuah percakapan. Mungkin tuhan berkata lain, ketika pelajaran sudah selesai, tanpa sengaja laki-laki tersebut bertatap muka dengan pujaan hatinya tetapi masih malu untuk membuka sebuah percakapan, tetapi laki-laki tersebut mengejar perempuan tersebut dan membuka percakapan walau hanya sebatas basa-basi, dan semenjak itu laki-laki tersebut mulai berani untuk membuka percakapan.
Semenjak itu lah wanita tersebut mengetahui siapa yang menaruh bunga tersebut di atas meja setiap pagi, ia menyadari laki-laki tersebut ialah pengagum dirinya, tetapi apadaya seorang laki-laki pendiam dan pemalu ini jarang sekali terlihat oleh dirinya. Bagi Laki-laki tersebut sebelum mengetahui nama dan membuka percakapan dengan orang yang ia suka, ia hanya bisa menjadi pengagum walau dalam hati ia ingin lebih dari seorang pengagum.
“Tak semua tawa berarti bahagia. Tetapi sering kali tawa adalah penutup hati yang tengah terluka. “
“Kebahagiaanmu berkembang dari tangis yang jujur, bukan dari senyum yang kau paksakan. “
"Kata-Kata cinta bukan hanya ungkapan, bukan hanya tulisan, tapi cukup dengan perasaan"
Mungkin pada saat ini saya hanyalah seorang pengagum diri mu, tanpa harus mengatakan cinta, karena aku takut untuk mengucapkan kata tersebut, dan aku tak ingin menyakiti perasaan diri mu. Aku hanya bisa memandang mu dari kejauhan tanpa kau sadari, dan tanpa kau lihat. pada suatu saat diri ku akan memberanikan diri untuk menyatakan kata tersebut diwaktu yang tepat bagiku dan untuk mu.
"Terkadang rasa kecewa yang mendalam disebabkan oleh harapan diri yang terlalu tinggi terhadap sesuatu."